format

Universitas Konservasi

Universitas Negeri Semarang

FORMAT UNNES

Forum Mahasiswa Tegal UNNES

Embung

fasilitas yang ada di UNNES untuk menaggulangi banjir

Delegasi Format UNNES

dalam rangka pembentukan FORMAT Semarang di Kampus 3 IAIN Walisongo Semarang.

Sosialisasi 2013

FORMAT UNNES bersosialisasi SNMPTN 2013 di SMA, SMK, MAN Kota dan Kab. Tegal

Senin, 17 Desember 2012

Pemandian Air Panas Guci


A. Selayang Pandang

Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci berada di kaki Gunung Slamet, tepatnya di Kabupaten Tegal. Menurut mitos yang beredar selama ratusan tahun, air panas Guci berasal dari air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkah, masyarakat kemudian menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci.
Oleh karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini. Nah, Sampai saat ini, setiap malam Jumat Kliwon, banyak pengunjung datang dan mandi di tempat pemandian air panas ini untuk mendapat berkah. Wisata Pemandian Guci berupa air terjun hangat yang mengalir deras dari atas bukit.

B. Keistimewaan

Sepanjang perjalanan menuju obyek wisata Pemandian Air Panas Guci, pengunjung akan disuguhi pemandangan elok: hamparan sawah serta perkebunan sayur dan bawang merah yang mendominasi sepanjang kanan dan kiri jalan. Sekitar lima kilometer sebelum lokasi, tampak vila-vila dan pemondokan berjejer rapi di pinggir jalan yang disewakan untuk menampung para pengunjung yang ingin bermalam. 
Keistimewaan Pemandian Air Panas Guci adalah airnya yang panas dan jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna. Guci memiliki 25 pancuran air panas dengan suhu yang berbeda. Para pengunjung meyakini bahwa air panas pancuran Guci dapat menyembuhkan segala penyakit. Pada pemandian umum yang disebut pancuran 13, berjarak sekitar satu kilometer di atasnya, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu dimiliki seorang lurah yang bernama Lurah Jedor.
Setiap malam Jumat Kliwon, di tempat ini diadakan ritual mandi bersama yang diikuti oleh pengunjung dari berbagai daerah. Menurut legenda setempat, obyek wisata ini dijaga oleh seekor naga yang menempati sebuah gua di lereng Gunung Slamet. Naga itulah yang memberikan khasiat pada pancuran Pemandian Air Panas Guci.  

C. Lokasi

Pemandian Air Panas Guci terletak di Kecamatan Bumi Jawa, di lereng Gunung Slamet bagian utara, berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Pekalongan. Secara geografis Guci termasuk wilayah Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah.

D. Akses

Dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang-Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuel yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit dengan ongkos Rp 5.000 akan mengantar pengunjung sampai tempat wisata yang sungguh menarik ini (April 2008).

E. Harga Tiket

Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung cukup membayar Rp 3.100 bagi pengunjung dewasa. Sedangkan bagi anak-anak, dikenakan tarif Rp 2.250 (April 2008).

F.  Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di tempat wisata ini telah tersedia berbagai macam fasilitas seperti penginapan, wisata hutan (wanawisata), kolam renang air panas, lapangan tenis, lapangan sepakbola, hotel, vila, dan bumi perkemahan.

Sejarah Teh Botol

1. Slawi

 Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pertama kali itu bermerek Cap Botol


2. Ekspansi Bisnis

Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah terkenal didaerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta.

Pada waktu itu, teknik mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan strategi Promosi Cicip Rasa dimana secara rutin beberapa staf yang dikoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan penonton.

 Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton yang ada tersebut dibagikan secara cuma-cuma contoh Teh Wangi Melati merek Cap Botol ( Sekarang disebut teknik Sampling).

Setelah itu, staf yang ada juga mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati merek Cap Botol untuk kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap Botol adalah Teh yang memiliki mutu dan kualitas yang baik.

 Teknik merebus Teh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut.

Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.

 Namun ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala, yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum sebaik sekarang.

Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi Cicip Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai selama bertahun tahun.


3. Teh Botol SOSRO

 Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.

Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun.

Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.

Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di Dunia.

(Sumber: www.sosro.com)

Sejarah Teh Botol

1. Slawi

Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pertama kali itu bermerek Cap Botol


2. Ekspansi Bisnis

Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah terkenal didaerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta.

Pada waktu itu, teknik mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan strategi Promosi Cicip Rasa dimana secara rutin beberapa staf yang dikoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan penonton.

Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton yang ada tersebut dibagikan secara cuma-cuma contoh Teh Wangi Melati merek Cap Botol ( Sekarang disebut teknik Sampling).

Setelah itu, staf yang ada juga mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati merek Cap Botol untuk kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap Botol adalah Teh yang memiliki mutu dan kualitas yang baik.

Teknik merebus Teh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut.

Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.

Namun ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala, yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum sebaik sekarang.

Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi Cicip Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai selama bertahun tahun.


3. Teh Botol SOSRO

Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.

Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun.

Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.

Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di Dunia.

Asal usul Martabak Lebaksiu

.
Martabak adalah sejenis makanan khas dari negeri India sejak dahulu hingga sekarang. Di Indonesia ada dua jenis martabak.
Pertama adalah martabak telor, yang kedua adalah martabak terang bulan atau biasa disebut martabak manis.Di India martabak, susunannya adalah sebagia berikut :
Adonan tepung terigu yang dibentuk sebesar telur bayam, dibanting, dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng, setelah membentuk ukuran berdiameter kurang lebih 40 cm, kemudian diisi telur/kentang dan digoreng. Setelah itu dihidangkan dengan kare kambing/gulai. Itulah aslinya martabak telur atau di India disebut moortaba.

Di negeri India, makanan lain sejenis martabak telur adalah : Nan, Roti Cane, Chappaty, Purata, Poory, Samosa. Makanan-makanan teresbut masuk pada kategori makanan sedang/ringan. Dan bisa juga menjadi menu makanan utama disana.

Kemudian bagaimana dengan martabak terang bulan/martabak manis ? jenis ini baik bentuk, isi dan rasanya sama sekali tidak ditemukan di negeri India. Makanan yang rasanya manis ini, adalah sejenis roti/kue manis – cake atau pasta. Yang di hidangkan sebagai sarapan pagi /santai bersama minum kopi atau teh maupun teh susu atau “Chaa” yang biasa juga disebut di Malaysia namanya Teh Tarik.

ASAL USUL MARTABAK DARI LEBAKSIU
Pada sekitar awal tahun 1930-an, beberapa pemuda asal daerah lebaksiu kabupaten Tegal mengadu nasib dengan berjualan makanan atau mainan anak-anak pada setiap ada perayaan di kota-kota, seperti kota Semarang. Di kota inilah salah seorang pemuda yang bernama Ahmad bin Kyai Abdul Karim berkenalan dengan seorang pemuda berasal dari negeri India bernama Abdullah bin Hasan Almalibary.

Dari hasil persahabatan mereka, maka Abdullah diajaklah berkunjung ke kampung halaman Ahmad di desa Lebaksiu kidul kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Abdullah berkenalan dengan adik perempuan Ahmad yang bernama Masni binti Kyai Abdul Karim.

Kemudian Abdullah mempersunting Masni adik perempuan Ahmad pada tahun 1935. Abdullah atau biasa disebut Tuan Duloh adalah seorang saudagar/pengusaha pada zaman itu. Salah satu keahlian Abdullah adalah membuat makanan yang terbuat dari adonan terigu yang bernama Martabak.

Didalam kisah perjalanan Abdullah ini, dari beberapa narasumber baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup diantaranya : Abdul Wahid bin Kyai Abdul Karim 85 tahun, Mawardi bin Kyai Abdul Karim 80 tahun, H. Abdul Kadir Bayasut 80 tahun (keturunan Arab), H. Katikaren Abdul Kadir 80 tahun (keturunan India), dan beberapa tokoh-tokoh lainnya membenarkan kisah tersebut diatas.

Adalah suatu kenyataan bahwa martabak yang dibuat oleh Abdullah, sangat berbeda dengan martabak yang aslinya dari India.

Susunan Bahan Dasar Martabak Telor.

Adonan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar telur ayam, kemudian dibanting, dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng. Setelah membentuk lingkaran berdiameter kurang lebih 40 cm, kemudian diisi dengan campuran telur, sayuran, irisan-irisan kecil daging yang telah dimasak dengan bumbu-bumbu. Kemudian digoreng, dan kemudian bisa langsung dihidangkan tanpa kare kambing/gulai.


Dialah salah satu diantar pemuda-pemuda India yang berhasil membuat perubahan atau modifikasi Martabak dari aslinya. Menurut narasumber hal ini disesuaikan dengan cita rasa maupun kebiasaan masyarakat di Indonesia khususnya di Tanah Jawa yang pada umumnya gemar makan sayur-sayuran dan tidak terlalu suka mengkonsumsi daging berlebihan. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa modifikasi martabak itu terjadi.

Sampai sekarang ini, jenis Martabak telor yang beredar hampir diseluruh pelosok Indonesia, adalah merupakan hasil modifikasi dari yang aslinya.


Martabak terang bulan/martabak manis. Konon menurut kisah disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama. Martabak manis ini dibuat dengan bahan-bahan dasar adonan tepug terigu, gula, telor, dan lain-lain. Dan dicetak dengan cetakan piring seng dengan ukuran kurang lebih 20 cm dan dipasang tangkai pipa besi. Dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, maupun kompor minyak. Sering martabak terang bulan ini disebut juga martabak “goyang”. Isi atau bumbu-bumbunya adalah olesan mentega/margarine, susu, selai pepaya, selai nanas, meises, kacang dan lain-lain.


Pada sekitar tahun 1950-an, terjadilah modifikasi baik bentuk maupun ukuran dan rasa martabak manis. Cetakannya terbuat dari besi cor / cor perunggu,cor kuningan dengan ukuran 18/20 cm, 20/22 cm, 22/24 cm, 24/26 cm, 26/28 cm, 28/30 cm. Dengan isi atau bumbu-bumbunya adalah susu, kacang, keju, meises, wijen, kismis, durian, dan lain sebagainya.


Keahlian Abdullah diajarkan kepada kerabat dekat istrinya maupun tetangga-tetangganya. Tercatatlah nama-nama sebagai berikut :
  1. Ahmad bin Kyai Abdul Karim (Alm)
  2. Abdul Manaf bin Kyai Abdul Karim (Alm)
  3. Abdul Wahid bin Kyai Abdul Karim
  4. Mawardi bin Kyai Abdul Karim
  5. Rifai bin Kyai Abdul Karim (Alm)
  6. Djari (Haji Umar) bin Haji Mas’ud (Alm)
  7. Maktub bin Haji Mas’ud (Alm)
  8. Dja’i bin Haji Sueb (Alm)
  9. Ali bin Haji Sueb (Alm)
  10. Rumli bi Sanadi (Alm)
  11. Tamyid
  12. Tuwuh

Dan masih banyak lagi nama-nama yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Ini adalah merupakan generasi kedua setelah Abdullah.

Abdullah bersama mereka-merekalah yang memperkenalkan martabak pada setiap ada keramaian di pasar-pasar malam di kota-kota besar khususnya di pulau jawa. Keramaian-keramaian seperti Sekatenan di Jogjakarta, Dugderan di Semarang, Mauludan di Cirebon-Trusmi, dan pasar malam di pabrik-pabrik tebu pada perayaan permulaan giling (metik).

Bisnis-bisnis Abdullah yang ditekuninya sekitar tahun 1935 – 1955 antara lain : “Rumah Makan India Moslem” di Slawi, “Meubeler” di Lebaksiu dan pengelola dibeberapa pasar malam.


Tersebutlah nama-nama rekan-rekan Abdullah senegara dari India pada kurun waktu antara 1930 – 1960 adalah :
  1. Tuan Hasan di Semarang
  2. Tuan Muhammad di Yogya
  3. Tuan Haji Sayeed Ali di Jakarta
  4. Tuan Salam di Jakarta
  5. dan masih banyak nama-nama lain.


Ketika rekan-rekan Abdullah memilih tinggal di kota-kota besar, tidak demikian halnya dengan Abdullah yang memilih tinggal di salah satu kampung bernama Lebaksiu Kidul Kab. Tegal yang berjarak sekitar 21 km arah selatan kota Tegal bersama isteri dan anak-anaknya.


Perkembangan Martabak di Indonesia pada kurun waktu sekitar 1950 – 1990, tercatatlah nama-nama tokoh sebagai berikut :

Tegal : Dja’i bin Haji Sueb, Haji Urip, Haji Abdur Rohim, Sumyad, Muhidin, Gendon, Masan, Dahlan, dan rekan-rekan.

Jakarta : Rumli bin Sanadi, Mahsud, Mali, Tabud, Matlab, Haji Hambali, Muanas, Haji Tobroni, Luri, Muri, Tarmudi, Usup, Hudi, H. Muripin, H. Tabri, H. Nur Abdullah Hasan, Umar Hanafi, H. Toni Dartam, Dakyani, dan rekan-rekan.

Bogor : Rifai, Mawardi, Abdul Wahid, Abdul Gofur, Maskam, Haji Umar Sahir, dan rekan-rekan.

Bandung : Dasir, Mukdi, Salim, Haji Mahun, dan rekan-rekan

Cianjur : Haji Surur, Makbul Tamyid, dan rekan-rekan.

Yogya : Keluarga Besar Tuan Muhammad, Haji Muhammad Abdullah, Suud, Haji Bahroni, dan rekan-rekan.

Makassar : Haji Imam Abdul Manaf, Mashur Dja’i, Muhidin, Tori Dannya, Haji Muanas Maad, H. Wartono, H. Jurani, dan rekan-rekan.

Manado : Haji Susalit, Matlub, Haji Bedi, Warno, Haji Suyatno, Narto, dan rekan-rekan.

Pontianak : Haji Abdul Kadir Ali, Bambang Wage, Tori, dan rekan-rekan.

Singkawang : Haji Jeni Saleh, dan rekan-rekan.

Banjarmasin : Haji Muta’alim, Paluruni Tori, H. Bedi, Sunarto, dan rekan-rekan.

Semarang : Keluarga Besar Tuan Hasan, dan rekan-rekan.

Palembang : Keluarga Besar Tuan Haji Abdul Rozak (HAR) dan rekan-rekan

Bekasi : Makmur Darnya, Otong, Anwar, H. Saehudin, Saepudin, dan rekan-rekan

Kuningan : H. Midi, dan rekan-rekan

Tangerang : H. Tris, Heriyanto Dja’i, Muhammad Abdul Bayasut, Wahyu Patehi dan rekan-rekan

Sampit : Rozak Bayasut, Abdullah Bayasut, Yazid Bayasut, dan rekan-rekan.

Bontang : Haji Muhammad, Untung, H. Sunarto, Saepu Torik, dan rekan-rekan.

Jayapura : Haji Juremi, Haji Waud Umar, Haji Tono Umar, dan rekan-rekan.

Mataram : Haji Sahuri, Agus, dan rekan-rekan.

Denpasar : Haji Mashur Dakup, H. Toni, Luruh, Patehi, dan rekan-rekan.

Kupang : Ruslan Sanusi, dan rekan-rekan

Tasikmalaya : Djubaidi Ali, Balhi, Maksudi, Sungib, Sopi, dan rekan-rekan

Pekanbaru : H. Isro, dan rekan-rekan

Bukittinggi (Sumbar) : Harar, dan rekan-rekan


Itulah generasi kedua dan ketiga, pada generasi keempat, sekarang telah menyebar keseluruh pelosok Indonesia. Menu dagangannya pun tidak hanya martabak saja namun beberapa jajanan yang lain, antara lain : donat, onde-onde, pukis, pisang goreng, gandasturi, tahu goreng, ayam goreng, dan aneka macam makanan dan jajanan.

Untuk luar negeri seperti Jeddah, Saudi Arabia, para tokoh-tokohnya adalah : Haji Adnan Sowi, Haji Kana, Haji Mustakin, Haji Agus Warto, Haji Zainudin bin Ahmad, Haji Syaiful Bahri, Haji Humaedi, dan rekan-rekan lainnya.

Tokoh-tokoh wanita (Srikandi) Lebakksiu:
  1. Ibu Saimah Marjen
  2. Ibu Hajjah Mary Wahid
Namun demikian sejarah martabak Lebaksiu dapat berkembang pesat seperti sekarang ini tidak terlepas dari dukungan moril maupun materil dari tokoh-tokoh Lebaksiu non martabak seperti:
  1. Tabri (Mantan Lurah Lebaksiu Lor)
  2. H. Ikna Tjokroharsono
  3. H. Bahrun (Mantan Lurah Lebaksiu Lor)
  4. KH. Samlawi (Mantan Lurah Lebaksiu Kidul)
  5. KH.Mafhud Thoha
  6. Kamali rusbad (PLN)
  7. Bang Ahmad (Mantan Lurah Kajen)
  8. H. DJubaidi Ahmad Baedowi (PLN)
  9. Drs. H. imam Sofwan
  10. Drs. Kaprawi
  11. Pandi (Gang Tongkang) Jakarta
  12. Drs. H. Bachruddin Nasori, Msi
  13. H. Ali DJured
  14. Khozin Tamjid
  15. H. Abdul Malik Tamjid
  16. Ir. H. Ismaun Tjokroharsono
  17. Marjono (Yon Kav)

Hasil kunjungan penulis di sebagian kota-kota besar di Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia tidak ditemukan jenis Martabak Lebaksiu seperti yang sudah diutarakan diatas.

Abdullah bin Hasan Almalibary lahir di daerah Payoli, Distric Meladi, “Kerala State South of India” pada tahun 1901.

Meninggal dunia pada 1956 dan dimakamkan di desa Lebaksiu Kidul kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Meninggalkan seorang isteri dua anak laki dan dua anak perempuan.

Isterinya bernama Masni ( Hajjah Hasanah Masni ) binti Kyai Abdul Karim, lahir di Lebaksiu Kidul tahun 1918 dan meninggal dunia pada tahun 2000.


Apabila ilmu membuat martabak adalah sebuah ilmu yang bermanfaat ( Al IlmuNafi ) dan berguna bagi kemaslahatan umat, maka dengan mengharap ridho Allah Subhanahu wata’ala semoga Abdullah bin Hasan Almalibary beserta pengikut-pengikutnya diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya. Amin

Kamis, 13 Desember 2012

Tegal Diakui Dunia Oleh Logamnya. Siapa Peduli ?


Siapa sangka Kabupaten Tegal terkenal seantero jagad bukan karena wartegnya saja, namun ada yang lain yaitu Industri logamnya. Logam datang ke Tegal pada jaman Penjajahan Belanda dengan adanya 2 pabrik pengolahan Logam yaitu NV. selanjutnya ketika Jepang masuk ke Indonesia, mereka menempatkan Tegal sebagai basis produksi peralatan perang. Jadi, kalo dulu ada orang Jepang nembak orang pribumi, senjatanya itu yang buat orang Tegal. ya mau bagaimana lagi ? orang jepang bukan kerjasama dengan orang Tegal, namun Romusha yang mereka terapkan memaksa orang Tegal harus menuruti semua perintah dari Jepang. setelah itu Indonesia pun merdeka, tidak seperti Belanda yang tidak meninggalkan apa-apa untuk Indonesia, namun Jepang meninggalkan sesuatu yang sangat berharga yaitu Pengetahuan. Jepang tidak sengaja meninggalkannya, tapi karena orang Tegal lah yang cerdas. sejak itu orang Tegal terus mengembangkan pengetahuannya dalam perlogaman, tak kenal masa, tak kenal krisis, Industri logam di Tegal terus naik dan semakin menjadi. pada tahun 1982 Tegal mulai diperhatikan oleh lembaga dunia Asian Development Bank (ADB) dengan membantu dan memfasilitasi pendirian SMK 1 Tegal yang waktu itu direlokasi di Desa Pesarean, Adiwerna dan berganti nama menjadi SMK N 1 Adiwerna (sering disebut SMK ADB, sampai-sampai jika kita browsing di google degnan kata kunci "SMK ADB" yang muncul paling atas adalah website resmi SMK N 1 Adiwerna). pada tahun yang sama Pemerintah mendirikan Lingkungan Industri Kecil talang Cempaka Baru (TAKARU) sebagai pusat informasi logam dan pusat penelitian Logam. Dengan pendirian LIK ini membuat pemasaran produk Logam Tegal semakin luas. Dan benar saja, kurun waktu 1990an Logam Tegal diminati perusahaan-perusahaan asal Jepang (mungkin ini terjadi karena Jepang telah mengetahui potensi Tegal di bidang logam sejak mereka menjajah di Indonesia) diantaranya Astra group yang produknya antara lain Honda, Toyota dan Daihatsu. Jadi, di dalam produk Astra itu terdapat komponen asli buatan Tegal. tidak bermaksud promosi produk, namun untuk membuktikan bahwa Tegal punya keunggulan komparatif (keunggulan yang tidak dapat ditemukan di daerah lain).  Kabar terbaru dari Industri logam Tegal adalah penelitian yang dilakukan institusi dunia World Bank (Bank Dunia) yang salah satu pejabatnya dari indonesia Sri Mulyani (mantan Mentri Keuangan Indonesia) lihat penelitian World Bank di link ini : 
http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/226271-1146639584930/2506736-1146641163937/Tegal.pdf (dengan bahasa Inggris) dan kabar selanjutnya bahwa nanti Tahun 2014 akan ada mobil nasional bernama Gea yang basis produksi (Pabrik Utama) berada di Kabupaten Tegal. 
Saya kuliah di Jurusan Administrasi Negara UNY, jadi saya pun ngin menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Kabupaten Tegall menanggapi keunggulan ini. Revolusi Industri di Tegal sudah terjadi sebelum tahun 1990an, mestinya pemerintah melihat hal itu dan berusaha menyadarkan investor asli daerah untuk mengembangkan hal tersebut. Lihat saja Djarum di Kudus yang juga menjadi pendiri perusahaan elektronik nasional Polytron dan ternyata mereka pun mendatangkan komponen elektronik dari Industri logam Tegal. harusnya dengan adanya sejarah logam tersebut di Tegal, sudah ada perusahaan mandiri dan besar yang ada di Tegal yang memproduksi peralatan logam maupun elektronik seperti halnya Teh. Dengan demikian, Sumber Daya Manusia Tegal tidak terus ditarik Batam untuk bekerja di sana yang justru menguntungkan Investor Asing. Asal tahu saja, Perusahaan di Batam mengadakan perekrutan di Tegal bukan tanpa alasan, namun melihat potensi Logam yang ada, meskipun tidak menguasai logam, namun mereka mengetahui bahwa pertumbuhan suatu Bidang di sauatu daerah bukan saja karena banyaknya bahan untuk produksi, namun pola pikir masyarakatnya secara tidak sadar bisa langsung mengerti jika sedikit diajarkan pengetahuan bidang tersebut, lihat lagi Teh di Tegal, seluas apa perkebunan Teh di kabupaten Tegal sehingga Tehnya bisa terkenal dan hingga Ekspor ? bukan karena sumber bahan, tapi Sumber Daya Manusia yang akan sangat mengerti jika diajarkan mengenai Teh. liaht lagi Konveksi di Sekitar Pasar Banjaran, apakah ada perusahaan pembuat bahan kain ?
Jadi Siapa lagi yang perduli akan Logam di Kabupaten Tegal, jangan lagi mau disebut Jepangnya Indonesia, namun Tegal saingannya Jepang. entah kapan ?

Senin, 10 Desember 2012

2011









Sabtu, 08 Desember 2012

FORMAT (Forum Mahasiswa UNNES Asal Tegal)

Grup ini berdiri pada tanggal 4, Agustus 2011 atas inisiatif dari saudara Widodo J.S. bersama para maba-maba  Universitas Negeri Semarang asal Tegal  tahun 2011 lainnya.
Forum Mahasiswa Tegal yang berkuliah di UNNES ini bertujuan untuk menjalin dan mempererat silaturahmi antar sesama warga Tegal. Kesadaran yang tinggi kalau banyak mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari daerah Tegal (Kota dan Kabupaten) membuat sebagian Mahasiswa merasa perlu untuk membuat suatu perkumpulan/forum guna menampung  dan mengumpulkan mahasiswa dari Tegal.