Siapa sangka Kabupaten Tegal terkenal seantero jagad bukan karena
wartegnya saja, namun ada yang lain yaitu Industri logamnya. Logam
datang ke Tegal pada jaman Penjajahan Belanda dengan adanya 2 pabrik
pengolahan Logam yaitu NV. selanjutnya ketika Jepang masuk ke Indonesia,
mereka menempatkan Tegal sebagai basis produksi peralatan perang. Jadi,
kalo dulu ada orang Jepang nembak orang pribumi, senjatanya itu yang
buat orang Tegal. ya mau bagaimana lagi ? orang jepang bukan kerjasama
dengan orang Tegal, namun Romusha yang mereka terapkan memaksa orang
Tegal harus menuruti semua perintah dari Jepang. setelah itu Indonesia
pun merdeka, tidak seperti Belanda yang tidak meninggalkan apa-apa untuk
Indonesia, namun Jepang meninggalkan sesuatu yang sangat berharga yaitu
Pengetahuan. Jepang tidak sengaja meninggalkannya, tapi karena orang
Tegal lah yang cerdas. sejak itu orang Tegal terus mengembangkan
pengetahuannya dalam perlogaman, tak kenal masa, tak kenal krisis,
Industri logam di Tegal terus naik dan semakin menjadi. pada tahun 1982
Tegal mulai diperhatikan oleh lembaga dunia Asian Development Bank (ADB)
dengan membantu dan memfasilitasi pendirian SMK 1 Tegal yang waktu itu
direlokasi di Desa Pesarean, Adiwerna dan berganti nama menjadi SMK N 1
Adiwerna (sering disebut SMK ADB, sampai-sampai jika kita browsing di
google degnan kata kunci "SMK ADB" yang muncul paling atas adalah
website resmi SMK N 1 Adiwerna). pada tahun yang sama Pemerintah
mendirikan Lingkungan Industri Kecil talang Cempaka Baru (TAKARU)
sebagai pusat informasi logam dan pusat penelitian Logam. Dengan
pendirian LIK ini membuat pemasaran produk Logam Tegal semakin luas. Dan
benar saja, kurun waktu 1990an Logam Tegal diminati
perusahaan-perusahaan asal Jepang (mungkin ini terjadi karena Jepang
telah mengetahui potensi Tegal di bidang logam sejak mereka menjajah di
Indonesia) diantaranya Astra group yang produknya antara lain Honda,
Toyota dan Daihatsu. Jadi, di dalam produk Astra itu terdapat komponen
asli buatan Tegal. tidak bermaksud promosi produk, namun untuk
membuktikan bahwa Tegal punya keunggulan komparatif (keunggulan yang
tidak dapat ditemukan di daerah lain). Kabar terbaru dari Industri
logam Tegal adalah penelitian yang dilakukan institusi dunia World Bank
(Bank Dunia) yang salah satu pejabatnya dari indonesia Sri Mulyani
(mantan Mentri Keuangan Indonesia) lihat penelitian World Bank di link
ini :
http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/226271-1146639584930/2506736-1146641163937/Tegal.pdf (dengan
bahasa Inggris) dan kabar selanjutnya bahwa nanti Tahun 2014 akan ada
mobil nasional bernama Gea yang basis produksi (Pabrik Utama) berada di
Kabupaten Tegal.
Saya kuliah di Jurusan Administrasi Negara UNY, jadi saya pun ngin
menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Kabupaten Tegall menanggapi
keunggulan ini. Revolusi Industri di Tegal sudah terjadi sebelum tahun
1990an, mestinya pemerintah melihat hal itu dan berusaha menyadarkan
investor asli daerah untuk mengembangkan hal tersebut. Lihat saja Djarum
di Kudus yang juga menjadi pendiri perusahaan elektronik nasional
Polytron dan ternyata mereka pun mendatangkan komponen elektronik dari
Industri logam Tegal. harusnya dengan adanya sejarah logam tersebut di
Tegal, sudah ada perusahaan mandiri dan besar yang ada di Tegal yang
memproduksi peralatan logam maupun elektronik seperti halnya Teh. Dengan
demikian, Sumber Daya Manusia Tegal tidak terus ditarik Batam untuk
bekerja di sana yang justru menguntungkan Investor Asing. Asal tahu
saja, Perusahaan di Batam mengadakan perekrutan di Tegal bukan tanpa
alasan, namun melihat potensi Logam yang ada, meskipun tidak menguasai
logam, namun mereka mengetahui bahwa pertumbuhan suatu Bidang di sauatu
daerah bukan saja karena banyaknya bahan untuk produksi, namun pola
pikir masyarakatnya secara tidak sadar bisa langsung mengerti jika
sedikit diajarkan pengetahuan bidang tersebut, lihat lagi Teh di Tegal,
seluas apa perkebunan Teh di kabupaten Tegal sehingga Tehnya bisa
terkenal dan hingga Ekspor ? bukan karena sumber bahan, tapi Sumber Daya
Manusia yang akan sangat mengerti jika diajarkan mengenai Teh. liaht
lagi Konveksi di Sekitar Pasar Banjaran, apakah ada perusahaan pembuat
bahan kain ?
Jadi Siapa lagi yang perduli akan Logam di Kabupaten Tegal, jangan lagi
mau disebut Jepangnya Indonesia, namun Tegal saingannya Jepang. entah
kapan ?
eh yah...jebule kaya kue...olih kulakan bahan logame sih sing endi yah? :D
BalasHapus