format

Senin, 07 Januari 2013

Imam Tantowi

Imam Tantowi (lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Agustus 1946; umur 66 tahun) adalah seorang sutradara senior Indonesia. Film-film yang disutradarainya kebanyakan adalah film-film laga. Awal kariernya dimulai dalam lakon sandiwara antara tahun 1966-1969, sebagai pemain dan sutradara. Ia juga pernah bekerja sebagai pembuat poster film, kemudian ia pindah ke Jakarta dan mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pembuatan film Biarkan Musim Berganti (1971), sebagai dekorator. Setelah itu ia juga memperoleh kesempatan memegang jabatan sebagai penata artistik dalam film Si Rano (1973). Dalam film Tukang Kawin (1977), ia menjadi asisten sutradara, lalu menulis skenario untuk film Dang Ding Dong (1978). Ia menjadi sutradara pada tahun 1982.
Setelah beberapa kali masuk sebagai nominasi Festival Film Indonesia di Yogyakarta untuk Penulis Skenario terbaik dalam film ke dua garapannya Lebak Membara, dan kemudian ia juga mendapat nominasi Cerita Asli untuk Film dalam film Carok (FFI di Bandung, (dalam film ini El Manik menjadi Aktor pembantu terbaik), akhirnya ia berhasil menyabet Piala Citra untuk Penulis Cerita Asli terbaik dalam film Si Badung (FFI Jakarta 1989. Film garapannya itu mendapat berbagai penghargaan yaitu: Film musikal terbaik dan Film anak-anak Terbaik. Setelah itu ia kemudian sekali lagi menyabet Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Soerabaia 45 pada FFI 1991, disamping mendapat nominasi sebagai Penulis Skenario dan juga penyunting terbaik.
Malangnya, setelah itu Film nasional hancur lebur karena kuatnya monopoli peredaran dan bioskop yang dikuasai oleh Assosiasi Importir film, baik Amerika, Eropa, maupun Mandarin dan Asia non-Mandarin yang sejatinya adalah satu payung raksasa yang sangat dominan. Namun munculnya beberapa stasiun televisi swasta bisa menjadi ladang rejeki dari Imam Tantowi. Dia mulai menulis cerita dan skenario. Dan lagi-lagi dalam festival Sinetron dia pun sering masuk sebagai nominasi maupun sebagai pemenang. Dia berhasil menyabet Piala Vidya sebagai: Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1994 (dalam judul sinetron Madu Racun Dan Anak Singkong, Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun 1995 dalam sinetron Jejak Sang Guru. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai penulis skenario komedi dan meraih predikat terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1996 dalam Sinetron komedi Suami-Suami Takut Isteri. Dalam judul yang sama, ia juga mendapat penghargaan sebagai Penulis Cerita Asli Komedi Terbaik.
Sampai sekarang ia masih rajin menulis cerita dan skenario. Karya terbarunya adalah Bang Jagur dan Maha Kasih, dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu “Tukang Bubur Naik Haji” yang langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Sementara tayangan ulangnya seminggu kemudian, menduduki rating ke-2.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Tantowi

0 komentar:

Posting Komentar